Hari ini saya ingin menyatakan sedikit kegusaran tentang
berkurangnya kesedaran tentang adab kita berkunjung ke rumah
saudara-mara dan sahabat2 kita terutama semoena bulan Syawal ini.
Ibubapa saya dari kecil sudah terapkan dan sebagai seorang wanita muslim
saya rasa agak terpanggil menyuarakan kegusaran kerana walaupun
ayahanda saya telah menyediakan ruang yang khas supaya saya dan ipar
duai yang juga wanita muslim berasa selesa, namun kadangkala kerana
tidak peka pada adab2 ini, ada yang tersilap dan termasuk dalam "safe
zone kami" - ayahanda sudah menyediakan ruang "ambin" berserta gate
kecil yang tidak mengadap masuk dan juga dapur beserta tirai langsir
yang mana kami selesa tidak perlu menutup aurat sangat ketika membuat
kerja dapur. Saya faham mungkin tidak sengaja jadi saya menegur agar
menjadikan akhlak kita semua menjadi lebih baik di masa hadapan.
Saya sertakan sedikit garis panduan adab-adab yang didalam Islam dan
adab-adab yang diperturunkan oleh orang-orang lama sebagai ikutan kita
ketika berkunjung ke rumah saudara kita.
Meminta Izin Terlebih Dahulu
Sebelum berkunjung, terlebih dahulu kita perlulah meminta izin daripada
tuan rumah. Ini adalah untuk mengelakkan kita mendatangi rumahnya dalam
keadaan tuan rumah tidak bersedia untuk menerima tetamu. Lebih baik
sebelum berkunjung, kita telah membuat temu janji dahulu.
Berniat yang Baik
Apabila seseorang hendak mengunjungi saudaranya, maka yang wajib
dilakukan adalah mengikhlaskan niat semata-mata hanya karena Allah swt.
Rasulullah saw. bersabda, "Bahawasanya seorang laki-laki mengunjungi
saudaranya di kampung lain, maka Allah mengutus seorang Malaikat
kepadanya dalam perjalanannya. Ketika telah bertemu, Malaikat itu
berkata kepadanya 'Kemana engkau hendak pergi?'Ia menjawab, 'Aku ingin
mengunjungi saudaraku di kampung ini' Malaikat itu berkata lagi, 'Adakah
bagimu satu nikmat yang hendak engkau kejar?' Ia menjawab, 'Tidak,
hanya saja aku mencintainya karana Allah' Malaikat itu pun berkata lagi,
'Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, bahawasanya Allah
mencintaimu sebagaimana engkau mencintainya karena Allah'." (HR.Muslim)
Minta Izin Maksimum Tiga Kali
Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita bahawa batasan untuk meminta
izin untuk bertamu adalah tiga kali. Sebagaimana dalam sabdanya:
Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiallahu’anhu, dia berkata: "Rasulullah saw.
bersabda, ‘Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk
kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!" (HR. Bukhari dan Muslim)
Mengucapkan Salam & Minta Izin Masuk
Firman Allah swt :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang
demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (QS. An-Nuur
[24]: 27)
Hadith Nabi Muhammad saw. :
“Sesungguhnya disyari’atkan minta izin adalah karena untuk menjaga pandangan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan Ketukan Yang Tidak Mengganggu
“Kami di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetuk pintu dengan kuku-kuku.” (HR. Bukhari)
Posisi Berdiri Tidak Menghadap Pintu Masuk
“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila mendatangi
pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya di depan pintu,
tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan
assalamu’alaikum… assalamu’alaikum…” (HR. Abu Dawud)
Tidak Mengintip
“Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya
dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa
bagimu.” (HR. Bukhari Kitabul Isti’dzan)
“Dari Anas bin Malik
radhiallahu’anhu sesungguhnya ada seorang laki-laki mengintip sebagian
kamar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu nabi berdiri menuju
kepadanya dengan membawa anak panah yang lebar atau beberapa anak panah
yang lebar, dan seakan-akan aku melihat beliau menanti peluang ntuk
menusuk orang itu.” (HR. Bukhari Kitabul Isti’dzan)
Pulang Kembali Jika Disuruh Pulang
Allah swt. berfirman :
“Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu
masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: Kembali
(saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nuur [24]: 28)
Menjawab Dengan Nama Jelas Jika Pemilik Rumah Bertanya “Siapa?”
Riwayat dari Jabir ra., dia berkata:
'Aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka aku
mengetuk pintu, lalu beliau bertanya, ‘Siapa?’ Maka Aku menjawab,
‘Saya.’ Lalu beliau bertanya, ‘Saya, saya?’ Sepertinya beliau tidak
suka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak Terlalu Sering Berkunjung (ziarah) Hingga Berlebihan
Janganlah terlalu sering berkunjung (berziarah) agar orang yang dikunjungi tidak menjadi bosan. Rasulullah saw. bersabda :
"Berkunjunglah sesekali atau sekali waktu niscaya kalian akan saling mencintai" (HR. al-Baihaqi, al-Bazzar, dan ath-Thabrani)
Memilih Waktu yang Tepat untuk Berkunjung
Hendaknya seorang pengunjung memilih waktu yang tepat ketika
berkunjung. Tentu tidak layak seseorang mengunjungi orang lain pada pagi
buta, tengah hari ataupun larut malam. Kerana, waktu-waktu itu adalah
waktu untuk tidur dan beristirahat, bukan waktu yang tepat untuk
berkunjung. Atau waktu-waktu orang yang akan dikunjungi pada saat itu
sedang sibuk atau tidak berkenan untuk diganggu. Terkecuali ada
kepentingan yang mendesak atau seseorang telah meminta izin atau
mengadakan perjanjian sebelumnya untuk berkunjung pada waktu tersebut.
Menundukkan Pandangan terhadap Privasi Ahli Bait (Anggota Keluarga)
Apabila seseorang mengunjungi sebuah keluarga di rumah mereka, maka
wajib baginya untuk ghadhdhul bashar (menundukkan pandangan) terhadap
privasi (hal-hal yang bersifat pribadi) anggota keluarga mereka.
Janganlah mata meliar memerhatikan semua perkara/ perkakasan di dalam
rumah tersebut.
"Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati." (QS. Mu'min: 19)
Hendaknya Seorang Pengunjung Duduk di Tempat yang Telah Diizinkan oleh Tuan Rumah
Apabila tuan rumah menempatkannya di sebuah kamar atau di tempat duduk
tertentu, maka janganlah ia berpindah tempat tanpa seizinnya. Sebab
boleh jadi tuan rumah menempatkannya di tempat tertentu tersebut dengan
tujuan agar privasi atau aurat mereka tidak tersingkap.
Jangan Mengangkat Suara di dalam Rumah
Hendaknya seorang pengunjung tidak mengangkat suara kerana dapat
mengganggu orang-orang yang dikunjungi. Dan janganlah mengangkat suara
tinggi-tinggi ketika berbicara, berdebat dan lain sebagainya, sehingga
orang lain tidak terganggu olehnya. Allah berfirman: "Dan lunakkanlah
suaramu"(QS. Luqman: 19)
Jangan Mencuri Dengar atau Mengintai Tuan Rumah
Sebahagian orang memasang kedua telinganya untuk mendengarkan
pembicaraan tuan rumah di kamar sebelah atau pembicaraan mereka dengan
keluarganya atau pembicaraan kaum hawa dari penghuni rumah tersebut, dan
hal-hal lain yang bersifat rahsia. Perbuatan-perbuatan seperti ini
tidaklah layak dilakukan oleh seorang muslim yang berakhlak mulia.
Lebih-lebih jika ia berniat buruk atas perbuatanya tersebut, maka hal
itu diharamkan.
Tidak Membiarkan Anak-Anaknya Merosak Perkakas di Rumah Orang
Hendaknya seorang pengunjung tidak membiarkan anak-anaknya
bermain-main, merosak dan memecahkan perabot, menghancurkan
barang-barang, memukul anak tuan rumah, serta menjerit. Kerana semua itu
dapat mengganggu dan membuat mereka keberatan dikunjungi.
Tidak Mengimami Tuan Rumah di Rumah Mereka
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw.: "Barangsiapa mengunjungi
suatu kaum di rumah mereka, maka janganlah ia mengimami mereka, namun
hendaknya salah seorang dari mereka (tuan rumah) bertindak sebagai
imam". (HR. Ahmad, Abu Daud dan at-Tirmidzi).
Akan tetapi,
apabila mereka mempersilakan dan mengizinkannya disebabkan ilmu,
keutamaan atau umurnya, maka ia boleh menjadi imam, menurut sebahagian
ahli ilmu.
Tidak Berlama-lama Ketika Berkunjung
Apabila
seseorang terbiasa berlama-lama ketika mengunjungi orang lain, maka akan
membuat orang yang dikunjungi menjadi bosan, merasa berat, tidak
menyukai kunjungannya atau enggan menerima kedatangannya lagi, bahkan
bisa jadi dia akan membicarakan tentang keburukan dirinya.
Menyuruh kepada yang Maa'ruf dan Mencegah dari yang Mungkar
Apabila seseorang berkunjung, kemudian melihat kemungkaran di rumah
yang ia kunjungi seperti terdapat patung, atau melihat mereka
meninggalkan solat, tidak menutup aurat, atau melakukan hal-hal yang
melanggar aturan agama, maka wajib atasnya menyeru kepada yang ma'ruf
dan mencegah dari yang mungkar sesuai dengan kemampuannya. Janganlah ia
merasa malu atau takut untuk melakukannya. Akan tetapi tentunya harus
tetap menjaga adab yang baik dengan cara yang penuh hikmah agar boleh
diterima oleh tuan rumah.
Tidak Beranjak Pulang kecuali jika telah Diizinkan oleh Tuan Rumah
Seseorang tidak diperbolehkan beranjak pulang tanpa meminta izin kepada
tuan rumah. Atau keluar dari majlis untuk pulang tanpa izin. Rasulullah
saw bersabda, "Apabila salah seorang dari kalian mengunjungi saudaranya
lalu ia duduk bersamanya, maka janganlah ia bangkit hingga saudaranya
tersebut mengizinkannya". (HR. ad-Dailami).
Mensyukuri (berterima kasih) kepada Tuan Rumah atas Jamuan Mereka
Hendaknya seseorang bersyukur atau berterima kasih atas jamuan yang
disediakan tuan rumah, khususnya apabila mereka telah menerimanya dengan
baik. Sebab barangsiapa tidak berterima kasih sesama manusia, bererti
ia tidak bersyukur kepada Allah Taa'la. Seseorang harus membalas
kebaikan orang lain kepada dirinya atau paling tidak ia mendoakannya
dengan berkata, "Jazaakumullahu Khaira" (semoga Allah Taa'la membalasmu
dengan kebaikan atas sambutanmu) dan lain sebagainya dari ucapan-ucapan
yang baik.
Wallahu A'lam.
Semoga dengan ini, kita semua menjaga
adab-adab ketika berkunjung. Jangan sesekali melanggarnya kerana boleh
menyebabkan ketidak selesaan pemilik rumah. Walaupun ketika berhari
raya, namun kita tetap perlu menjaga tatasusila supaya kedatangan kita
tidak menyusahkan mereka.